BOS RIDHWAN FIRMANSYAH |
Masih ingat kisah nyata seseorang pahlawan tauhid. Perempuan pula. Namun berani menceburkan diri ke dalam tungku api gara-gara menggenggam keyakinan bahwa Tuhan itu adalah Allah SWT dan bukan yang lain? Ya..Namanya Masyitoh, seorang budak tukang sisir keluarga Firaun di Mesir.
Suatu ketika, Firaun geram dengan meluasnya pengaruh Musa A.S di masyarakat Mesir. Hingga di dalam kerajaan Mesir juga sudah mulai bertebaran pengikut Musa namun mereka masih diam-diam karena ancaman nyawa dari Firaun bila mengingkari bahwa dirinya adalah Tuhan. Sementara ajaran Musa berbunyi Tuhan hanya satu yaitu Allah SWT.
Terkuaknya keimanan Siti Masyitoh ini bermula ketika suatu hari budak perempuan ini menyisir rambut putri Fir’aun. Tiba-tiba sisir itu terjatuh, dan seketika Siti Masyitoh mengucap “Astaghfirullah…” Sehingga terbongkarlah keimanan Siti Masyitoh yang disembunyikannya. Mendengar ceritera putri Firaun bernama Hamman bahwa sang pelayan berani memeluk keyakinan yang dibawa Musa, Fir’aun naik pitam. “Panggil Masyitoh kemari”, perintah Fir’aun kepada pengawalnya. Masyitoh datang menghadap Fir’aun dengan tenang. Tidak ada secuil pun perasaan takut di hatinya. Ia yakin Allah senantiasa menyertainya.
“Masyitoh, apakah benar kamu telah memeluk agama yang dibawa Musa?”. Tanya Fir’aun. “Benar”, jawab Masyitoh mantap. “Kamu tahu akibatnya ? Kamu sekeluarga akan saya bunuh”, bentak Fir’aun. “Saya memutuskan untuk memeluk agama Allah, karena saya telah siap pula menanggung segala akibatnya” “Masyitoh, apa kamu sudah gila…Kamu tidak sayang dengan nyawamu, suamimu dan anak-anakmu” Masyitoh menjawab: “Lebih baik mati daripada hidup dalam kemusyrikan.“
Melihat sikap Masyitoh yang tetap teguh memegang keimanannya, Fir’aun memerintahkan kepada para pengawalnya agar menghadapkan semua keluarga Masyitoh kepadanya. “Siapkan sebuah belanga besar, isi dengan air dan masak hingga mendidih” perintah Fir’aun lagi. Ketika semua keluarga Siti Masyitoh telah diseret di depannya, Fir’aun memulai pengadilan..
“Masyitoh, kamu lihat belanga besar di depanmu itu. Kamu dan keluargamu akan saya rebus. Saya berikan kesempatan sekali lagi, tinggalkan agama yang dibawa Musa dan kembalilah untuk menyembahku. Kalaulkah kamu tidak sayang dengan nyawamu, paling tidak pikirkan keselamatan bayimu. Apakah kamu tidak kasihan padanya” Mendengar kalimat terakhir Fir’aun, Siti Masyitoh sempat bimbang. Tidak ada yang dikhawatirkannya dengan dirinya, suaminya, dan anak-anaknya yang lain, selain anak bungsunya yang masih bayi.
Naluri keibuannya muncul. Ditatapnya bayi mungil dalam gendongannya. “Yakinlah Masyitoh, Allah pasti menyertaimu”, kata sisi batinnya yang lain. Ketika itu terjadilah suatu keajaiban. Bayi yang masih menyusu itu berbicara kepada ibunya, “Ibu, janganlah engkau bimbang. Yakinlah dengan janji Allah” melihat bayinya dapat berkata-kata dengan fasih, menjadi teguhlah iman Siti Masyitoh. Ia yakin hal ini merupakan tanda bahwa Allah tidak meninggalkannya.
Gusti Allahpun membuktikan janji-Nya pada hamba-hamba-Nya yang memegang teguh keimanannya. Ketika Siti Masyitoh dan keluarganya dilemparkan satu persatu pada belanga itu, Allah telah terlebih dahulu mencabut nyawa mereka, sehingga mereka tidak merasakan panasnya air dalam belanga itu.
Ketika Nabi Muhammad SAW ber-Isra dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, beliau mencium aroma wangi yang berasal dari sebuah kuburan. “Kuburan siapa itu Jibril?” tanya Nabi. “Itu adalah kuburan seorang wanita shalihah yang bernama Siti Masyitoh,” jawab Jibril.
Itulah sedikit kisah nyata yang menggambarkan betapa berat menggenggam keyakinan akan kebenaran ayat-ayat-Nya/rumus-rumus-Nya dan akhirnya mengakui bahwa semua yang ada ini ciptaan-Nya. Ganjarannya adalah kemuliaan hidup abadi yang aromanya menebar di seluruh penjuru langit seperti Siti Masyitoh tersebut. Lain dulu lain pula tantangan di jaman sekarang….
Kini, kita dihadapkan pada berbagai hal yang menggoyahkan keyakinan. Kita ditantang oleh TUJUH BELAS RIBU BOM SIAP MELEDAK, BOM ITU yang sesungguhnya menjadi PENGHANCUR akidah ketauhidan kita bahwa TIADA TUHAN SELAIN ALLAH dan MUHAMMAD ADALAH RASUL-NYA.
PENGHANCUR akidah itu amat banyak dan siap untuk menjerumuskan kita hingga ke taraf binatang. Misalnya mulai yang sederhana: yakin bahwa dokter atau dukun yang menyembuhkan penyakit, uang adalah sumber kebahagiaan, tidak bisa senang tanpa kau disisiku, kedudukan pangkat derajat, harta benda dan wanita cantik mulus aduhai dan seterusnya…
PENGHANCUR akidah yang berat seperti: pengetahuan adalah alat pencerahan, akal budi adalah segala-galanya, agama saya adalah satu-satunya yang paling benar, tidak bisa hidup tanpa kepercayaan A, B, atau C, dan seterusnya…
Perlulah diketahui bahwa BERTAUHID MURNI adalah HANYA MENGAKUI BAHWA ALLAH SWT ADALAH SATU-SATUNYA TUHAN PENGUASA ABSOLUT ALAM SEMESTA. IMPLEMENTASINYA PENGAKUAN TERSEBUT BERPERILAKU YANG MENCERMINKAN KEYAKINAN DIA ADALAH SUMBER SEGALA-GALANYA. BAHWA DIA ADALAH SUMBER KEPERCAYAAN DAN ILMU PENGETAHUAN, SUMBER ENERGI ALAM SEMESTA, SUMBER KEBAHAGIAAN, SUMBER CINTA KASIH, SUMBER KEBERADAAN SEGALA SESUATU, dan seterusnya.
ALLAH SWT adalah SATU-SATUNYA GURU SEJATINYA MANUSIA DAN HANYA KEPADA-NYA BATIN MANUSIA HARUS DIFOKUSKAN, DIARAHKAN, DIKOMUNIKASIKAN, DAN DIPASRAHKAN DETIK DEMI DETIK… TIDAK ADA YANG LAIN. APAKAH ITU DALAM POSISI DUDUK, BERDIRI, BERJALAN, DAN BERBARING. BATIN YANG SELALU MEMANGGIL HU ALLAH…HU ALLAH…. Inilah yang dinamakan SHOLAT DAIM.
Semoga saya, Anda, dan Kita semua kuat untuk memegang ketauhidan yang sangat berat ini dengan perlindungan Gusti Allah. Dan hati kitapun tanpa ragu siap untuk memegang bom di tangan yang pasti meledak seperti Siti Masyitoh.
@@@
wongalus